Minggu, 26 Juni 2016

cunap motorbensin


A.    PROSES KERJA
  1. Persiapan Pekerjaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan perawatan dan pemeriksaan system pengapian konvensional terlebih dahulu kita mempersiapkan alat dan bahan yanga akan kita gunakan:
Alat: a.   multi tester(AVOmeter)
b.      Fuller gauge
c.       Timing ignation
d.      Tacho meter
e.       Kunci ring (19)
f.       Kunci kombinasi atau kunci T (12)
g.      Obeng +
h.      Obeng –
i.        Hydrometer
j.        kompresor
  1. Aspek Keselamatan Kerja
a.       Sebagai peserta Prakerind harus datang 15 menit lebih awal sebelum pekerjaan di mulai.
b.Peserta Prakerind harus mempunyai pemikiran keselamatan kerja.
c.       Harus meminta petunjuk kepada pembimbing bila ada kesalahan atau kesulitan
d.      Melaporkan pada pembimbing bila ada kerusakan.
e.       Menelit setelah selesai bekerja terutama alat-alat yang telah digunakan.
f.       Setelah selesai bekerja peserta harus mambersihkan tempat dan alat-alat yang telah di gunakan.
g.      Bila membuang sampah harus pada tempat yang telah di sediakan.
h.      Tidak bercanda atau bergurau ketka masih dalam lingkungan bengkel.
i.        Mentaati segala peraturan-peraturan yang telah di terapkan di bengkel dengan bijaksana dan tanggung jawab.
  1. Pemeliharaan Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
a.       Pekerja diharuskan setelah bekerja membersihkan tempat-tempat bekerja yang di kerjakan pada waktu dikerjakan itu.
b.      Merawat dan menjaga lingkungan kerja.
c.       Baranang-barang bekas setelah tidak digunakan atau terpakai harus dipendam supaya tdak menmulkan pencemaran.
d.      Tempat bekerja harus dibersihkan.
  1. Gambar Kerja
Gambar.21 Rangkaian sistem pengapian.
  1. langkah kerja
a.       Pemeriksaan pada saat mesin dingin
1)      baterai
a)      lepas kabel negative terlebih dahulu, kemudian lepas kabel positifnya.
b)      Angkat kontak baterai tegak lurus ke atas, jika miring elektroit akan mengalir keluar, posisilkan kedua tangan di bawah kotak baterai
Gambar. 22 Mengangkat baterai yang benar.
c)      Bila terminal baterai berkarat atau berkerak, bersihkan menggunakan air hangat / lap, kemudian terminal di amplas / di sikat menggunakan sikat kawat agar arus dari baterai dapat disalurkan dengan sempurna tanpa ada halangan dari karata atau kerak tersebut
Gambar. 23 Membersihkan bateraui menggunakan lap bersih.
Gambar. 24 Pemeiksaan kerak baterai.
Gambar. 25 Membersihkan kerak baterai menggunakan sikat kawat.
d)     Baterai yang rusak atau bocor ganti dengan baterai yang baru.
Gambar. 26 Kondisi baterai rusak.
Gambar. 27 Kondisi baterai baru.
e)      Perbaiki dan bersihkan pengikat klem yang kendor atau barkarat.
Gambar. 28 Pemeriksaan kondisi klem baterai.
f)       Bersihkan dudukan baterai.
Gambar. 29 Pemeriksaan dudukan baterai.
g)      Periksa kotak baterai, apabila kotor bersihkan menggunakan air.
h)      Periksa volume elektrolit, dengan cara meletakkan baterai pda tempat yang rata dan periksa elektrolit pada batas upper dan lower. Jika di bawah lower atau pada psisi lower tambahkan air suling.
Gambar. 30 Pemeriksaan volume elektrolit.
i)        Periksa lubag penguapan udara pada tutup baterai, tiup lubang pengiuapan udara menggunakan udara bertekanan.
Gambar. 31 Pemeriksaan tutup baterai dari kotoran / debu.
j)        Periksa berat jenis elektrolit mengguakan hydrometer, berat jenis standard pada suhu 20˚ adalah 1,25-1,27.
Gambar. 32 Pemeriksaan berat jenis baterai.
Catatan:
Barat jenis standard pada suhu 20˚ adalah sebaga berikut:
§ 1250 – 1270 (baterai dengan berat jenis nominal 1260).
§ 1270 – 1290 (baterai dengan berat jenis nominal 1280).
§ Apabila berat jenis kurang dari standard, caa mengantasinya adalah dengan cara dicharge / dicas.
Gambar. 33 Pengecasan baterai.
§ Apabila berat jenis melebihi standard, cara mengatasinya adalah dengan cara di tambah air suling agar berat jenis berkurang.
k)      Periksa kapasitas baterai dengan menggunakan multitester, tegangan standard adalah 12,6 volt.
Gambar. 34 Menempatkan selector pada 50 DCV.
Gambar. 25 Penempatan terminal multitester dengan terminal baterai.
Gambar. 26 Hasil pengukuran kapasitas baterai.
Kondisi pengisian baterai
Volt meter
(beda polaritas)
100%
12,6 V
75%
12,4 V
50%
12,1 V
25%
11,9 V
0%
Dibawah 11,9 V
Sumber:yuasa batteries
Tabel. 3 Hasil pengukuran kapasitas baterai.
2)      Busi
a)      Lepas busi dari dudukannya dan usahakan jangan sampai kotoran masuk, untuk mencegahnya dapat di lakukan dengan cara menutup lubang busi menggunakan kain bersih.
b)      Bersihkan elektroda busi dengan udara bertekanan dan periksa apakah elektroda terdapat keretakan atau tidak, bila terdapat keretakan ganti busi dengan menggunakan busi yang baru.
Gambar. 27 Membersihkan rongga busi menggunakan udara bertekanan.
c)      Bersihkan ulir ulir busi menggunakan lap atau kain bersih.

Gambar. 28 Pemeriksaan ulir-ulir pada busi.
d)     Periksa keausan dan warna busi, apabila warna busi abu abu muda berarti pembakarannya baik, bila warna busi putih berarti mesin terlalu panas, bila warna busi hitam berarti minyak pelumas ikut terbakar, bila warna busi hitam kering berarti campuran bahan bakar terlalu kaya.
e)      Periksa keadaan elektroda apakah ada endapan atau tidak.
f)       Periksalah celah busi menggunakan fuller gauge, hasil pengukuran standard adalah 0,8 mm.
Gambar. 29 Pemeriksaan celah busi.
Catatan:
§  Jangan menggunakan alat pembersih busi lebih lama dari yang di perlukan.
3)      Pemeriksaan kabel tegangan tinggi
a)      Periksa tahanan kabel-kabel tegangan tinggi, periksa antara terminal-terminal tahanan dari tiap-tiap kabel. Tahanan standard  kurang dari 25Ω.
Gambar. 30 Pemeriksaan kabel tegangan tinggi.
b)      Bila terminal kabel busi terlalu longgar ketika di pasang pada terminal busi, maka perbaiki terminal kabel tegangan tinggi menggunakan tang jepit.
Gambar. 31 Memeriksa kelongaran pada terminal kabel tegangan tinggi.
4)      Distributor
a)      Periksalah tutup distributor dari keretakan. Bersihkan dan periksa panjang brush.
Gambar 32 pemeriksaan tutup distributor.
b)      Bersihkan rotor menggunakan kain ataau lap bersih. Periksa keretakan dan kebocoran rotor.
Gambar. 33 Pemeriksaan keretakakan rotor.
Catatan: jangan menggosok ujung rotor dengan amplas.
c)      Periksa godvernoor advancer dengan cara memutar rotor searah jarum jam dan kemudian lepas rotor, maka rotor akan kembali.
Gambar. 34 Pemeriksaan sentrifugal advancer.
d)     Periksa selang vacuum advancer dengan cara menghisap salah satu ujung dan ujung yang lainnya di tutup menggunakan jari.
Gambar. 35 Pemeriksaan selang vacuum advancer.
e)      Periksa vacuum advancer dengan cara menghisap selang yang ke vacuum advenceer dan perhatikan dudukan platina, maka kelihatan ada gerakan, apabila tidak ada gerakan berarti ada keocoran / terjadi kemecetan pada rumah platina.
f)       Pemeriksaan oktan selector adalah dengan cara memutar octan selector 1 kali searah jarum jam. Jadi setiap memutar 1 kali oktan selector akan mengajukan pengapian 5˚
Gambar. 36 Pemeriksaan octan selector.
5)      Pemeriksaan ignation coil
Catatan: ignation coil ada beberapa macam namun prinsip kerjanya sama yaitu:
§  Ignation coil tanpa resistor.
§  Ignation coil dengan resistor, ignation coil dengan resistor ada dua yaitu: internal resistor dan external resistor.
a)      Pemeriksaan primary coil
Pemeriksaan primary coil dengan cara menghubungkan terminal positif ignatin coil dengan terminal negative ignation coil. Tahanan primary coil standard adalah 1,3 – 1,6
Gambar. 37 Pemeriksaan primary coi
Gambar. 38 Hasil pengukuran primary coil.
b)      Pemeriksaa scondary coil
Pemeriksaa scondary coil adalah dengan cara menghubungkan
Terminal positif ignation coil dengan terminal yang ke busi. Tahanan standard adalah 10,7 – 14,5 Ω
Gambar. 38 Pemeriksaan secondary coil.

Gambar. 39 Hasil pemeriksaan secondary coil.
6)      Pemeriksaan celah platina.
a)      Bersihkan platina dari kotoran atau minyak menggunakan udara bertekanan.

Gambar. 40 Membersihkan platina menggunakan udara bertekakan.
b)      Putar nok poros sejajar dengan bilik karet platina. Hingga platina membuka penuh.
Gambar. 41 Memutar poros engkol.
Gambar. 42 Kontak platina membuka penuh.
c)      Dengan menggunakan fuller gauge ukur celah antar ujung platina, dengan cara mengendorkan terlebih dahulu baut pengikat platina.
Gambar. 43 Pengukuran celah platina.
d)     Setelah celah sesuai kencangkan baut pengikat platina.
e)      Periksa posisi rotor pada saat top silinder 1 atau di tandai dengan rotor mengarah ke busi No 2.
Gambar. 44 Rotor menghadap busi No 2.
f)       Pasang kabel busi dengan urutan 1 3 4 2.
b.      Pemeriksaan pada saat mesin hidup
1)      Pemeriksaan dweel agle (CDA).
Pemeriksaan dweel agle dilakukukan dengan cara menghubungkan positif tachometer dengan terminal positif coil dan terminal negative tachometer dengan terminal yang terdapat pada kondensor. Sudut dweel standard adalah 46 – 58˚
Gambar . 45 pemeriksaan dweel agle.
Gambar . 46 hasil pemeriksaan dweel agle.
Catatan:
§  Dweel agle adalah sudut antara platina mulai menutup sampai platina membuka penuh.
§  Pada saat melakukan tune up, periksalah CDAnya karena apabila CDA terlalu besar coil akan panas dan apabila CDA terlalu kecil maka kemagnetan yang timbul pada primary coil akan kecil dan induksi scondary juga akan kecil.
§  Apabila CDA terlalu besar dari standard berarti penyetean celah platina terlalu kecil (rapat).
§  Apabila CDA terlalu kecil dari standard berarti penyetelan celah platinnya terlalu besar.
§  Apabila CDAnya berubah-ubah kemungkinan disebabkan karena nok distributor aus, bantalan poros distributor rusak, atau pegas platina rusak.
2)      Peemerikaan saat pengapian
a)      Tempatkan kabel sensor timing light pada kabel busi No 1.
Gambar. 47 Penempatan sensor timing light pada busi No.1.
b)      Tekan tombol TL pada timing light.
Gambar. 48 Menekan tombol TL pada timing light.
c)      Arahkan pada puli pengukur timing ignation.
Gambar. 49 Mengarahkan timing light pada puli.




d)     Apabila munculnya terlalu awal maka cara mengatasinya dengan cara memutar body distributor searah/berlawanan putaran rotor. Sudut pengapian standard adalah 8˚ sebelum TMA.
Gambar. 50 pengapian terlalau awal.
e)      Apabila pengapian muncul terlalu lambat maka cara mengatasinya dengan cara memutar distributor searah/berlawanan putaran rotor, sudut pengapian standard adalah 8˚ sebelum TMA.
Gambar. 51 pengapian terlambat.
f)       Apabila pengapian kurang tepat maka cara mengatasinya dengan cara terlebih dahulu baut distributor dan kemudian memutarar distributor, setelah pengapian tepat maka langkah terakhir adalah mengencangkan baut distributor tersebut.
Gambar. 52 pengapian tepat.
Catatan:
§  Sebelum pemeriksaan saat pengapian maka kita harus memeriksa apakah posisi octan selector sudah standar, atau belum bila belum lakukan penyetelan.
§  Periksa apakah putaran idle sudah memenuhi syarat atau belum, bila belum lakukan penyetelan.
§  Pada saat pemeriksaan saat  pengapian saringan udara harus terpasang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar