Minggu, 26 Juni 2016

cunap motorbensin


A.    PROSES KERJA
  1. Persiapan Pekerjaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan perawatan dan pemeriksaan system pengapian konvensional terlebih dahulu kita mempersiapkan alat dan bahan yanga akan kita gunakan:
Alat: a.   multi tester(AVOmeter)
b.      Fuller gauge
c.       Timing ignation
d.      Tacho meter
e.       Kunci ring (19)
f.       Kunci kombinasi atau kunci T (12)
g.      Obeng +
h.      Obeng –
i.        Hydrometer
j.        kompresor
  1. Aspek Keselamatan Kerja
a.       Sebagai peserta Prakerind harus datang 15 menit lebih awal sebelum pekerjaan di mulai.
b.Peserta Prakerind harus mempunyai pemikiran keselamatan kerja.
c.       Harus meminta petunjuk kepada pembimbing bila ada kesalahan atau kesulitan
d.      Melaporkan pada pembimbing bila ada kerusakan.
e.       Menelit setelah selesai bekerja terutama alat-alat yang telah digunakan.
f.       Setelah selesai bekerja peserta harus mambersihkan tempat dan alat-alat yang telah di gunakan.
g.      Bila membuang sampah harus pada tempat yang telah di sediakan.
h.      Tidak bercanda atau bergurau ketka masih dalam lingkungan bengkel.
i.        Mentaati segala peraturan-peraturan yang telah di terapkan di bengkel dengan bijaksana dan tanggung jawab.
  1. Pemeliharaan Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
a.       Pekerja diharuskan setelah bekerja membersihkan tempat-tempat bekerja yang di kerjakan pada waktu dikerjakan itu.
b.      Merawat dan menjaga lingkungan kerja.
c.       Baranang-barang bekas setelah tidak digunakan atau terpakai harus dipendam supaya tdak menmulkan pencemaran.
d.      Tempat bekerja harus dibersihkan.
  1. Gambar Kerja
Gambar.21 Rangkaian sistem pengapian.
  1. langkah kerja
a.       Pemeriksaan pada saat mesin dingin
1)      baterai
a)      lepas kabel negative terlebih dahulu, kemudian lepas kabel positifnya.
b)      Angkat kontak baterai tegak lurus ke atas, jika miring elektroit akan mengalir keluar, posisilkan kedua tangan di bawah kotak baterai
Gambar. 22 Mengangkat baterai yang benar.
c)      Bila terminal baterai berkarat atau berkerak, bersihkan menggunakan air hangat / lap, kemudian terminal di amplas / di sikat menggunakan sikat kawat agar arus dari baterai dapat disalurkan dengan sempurna tanpa ada halangan dari karata atau kerak tersebut
Gambar. 23 Membersihkan bateraui menggunakan lap bersih.
Gambar. 24 Pemeiksaan kerak baterai.
Gambar. 25 Membersihkan kerak baterai menggunakan sikat kawat.
d)     Baterai yang rusak atau bocor ganti dengan baterai yang baru.
Gambar. 26 Kondisi baterai rusak.
Gambar. 27 Kondisi baterai baru.
e)      Perbaiki dan bersihkan pengikat klem yang kendor atau barkarat.
Gambar. 28 Pemeriksaan kondisi klem baterai.
f)       Bersihkan dudukan baterai.
Gambar. 29 Pemeriksaan dudukan baterai.
g)      Periksa kotak baterai, apabila kotor bersihkan menggunakan air.
h)      Periksa volume elektrolit, dengan cara meletakkan baterai pda tempat yang rata dan periksa elektrolit pada batas upper dan lower. Jika di bawah lower atau pada psisi lower tambahkan air suling.
Gambar. 30 Pemeriksaan volume elektrolit.
i)        Periksa lubag penguapan udara pada tutup baterai, tiup lubang pengiuapan udara menggunakan udara bertekanan.
Gambar. 31 Pemeriksaan tutup baterai dari kotoran / debu.
j)        Periksa berat jenis elektrolit mengguakan hydrometer, berat jenis standard pada suhu 20˚ adalah 1,25-1,27.
Gambar. 32 Pemeriksaan berat jenis baterai.
Catatan:
Barat jenis standard pada suhu 20˚ adalah sebaga berikut:
§ 1250 – 1270 (baterai dengan berat jenis nominal 1260).
§ 1270 – 1290 (baterai dengan berat jenis nominal 1280).
§ Apabila berat jenis kurang dari standard, caa mengantasinya adalah dengan cara dicharge / dicas.
Gambar. 33 Pengecasan baterai.
§ Apabila berat jenis melebihi standard, cara mengatasinya adalah dengan cara di tambah air suling agar berat jenis berkurang.
k)      Periksa kapasitas baterai dengan menggunakan multitester, tegangan standard adalah 12,6 volt.
Gambar. 34 Menempatkan selector pada 50 DCV.
Gambar. 25 Penempatan terminal multitester dengan terminal baterai.
Gambar. 26 Hasil pengukuran kapasitas baterai.
Kondisi pengisian baterai
Volt meter
(beda polaritas)
100%
12,6 V
75%
12,4 V
50%
12,1 V
25%
11,9 V
0%
Dibawah 11,9 V
Sumber:yuasa batteries
Tabel. 3 Hasil pengukuran kapasitas baterai.
2)      Busi
a)      Lepas busi dari dudukannya dan usahakan jangan sampai kotoran masuk, untuk mencegahnya dapat di lakukan dengan cara menutup lubang busi menggunakan kain bersih.
b)      Bersihkan elektroda busi dengan udara bertekanan dan periksa apakah elektroda terdapat keretakan atau tidak, bila terdapat keretakan ganti busi dengan menggunakan busi yang baru.
Gambar. 27 Membersihkan rongga busi menggunakan udara bertekanan.
c)      Bersihkan ulir ulir busi menggunakan lap atau kain bersih.

Gambar. 28 Pemeriksaan ulir-ulir pada busi.
d)     Periksa keausan dan warna busi, apabila warna busi abu abu muda berarti pembakarannya baik, bila warna busi putih berarti mesin terlalu panas, bila warna busi hitam berarti minyak pelumas ikut terbakar, bila warna busi hitam kering berarti campuran bahan bakar terlalu kaya.
e)      Periksa keadaan elektroda apakah ada endapan atau tidak.
f)       Periksalah celah busi menggunakan fuller gauge, hasil pengukuran standard adalah 0,8 mm.
Gambar. 29 Pemeriksaan celah busi.
Catatan:
§  Jangan menggunakan alat pembersih busi lebih lama dari yang di perlukan.
3)      Pemeriksaan kabel tegangan tinggi
a)      Periksa tahanan kabel-kabel tegangan tinggi, periksa antara terminal-terminal tahanan dari tiap-tiap kabel. Tahanan standard  kurang dari 25Ω.
Gambar. 30 Pemeriksaan kabel tegangan tinggi.
b)      Bila terminal kabel busi terlalu longgar ketika di pasang pada terminal busi, maka perbaiki terminal kabel tegangan tinggi menggunakan tang jepit.
Gambar. 31 Memeriksa kelongaran pada terminal kabel tegangan tinggi.
4)      Distributor
a)      Periksalah tutup distributor dari keretakan. Bersihkan dan periksa panjang brush.
Gambar 32 pemeriksaan tutup distributor.
b)      Bersihkan rotor menggunakan kain ataau lap bersih. Periksa keretakan dan kebocoran rotor.
Gambar. 33 Pemeriksaan keretakakan rotor.
Catatan: jangan menggosok ujung rotor dengan amplas.
c)      Periksa godvernoor advancer dengan cara memutar rotor searah jarum jam dan kemudian lepas rotor, maka rotor akan kembali.
Gambar. 34 Pemeriksaan sentrifugal advancer.
d)     Periksa selang vacuum advancer dengan cara menghisap salah satu ujung dan ujung yang lainnya di tutup menggunakan jari.
Gambar. 35 Pemeriksaan selang vacuum advancer.
e)      Periksa vacuum advancer dengan cara menghisap selang yang ke vacuum advenceer dan perhatikan dudukan platina, maka kelihatan ada gerakan, apabila tidak ada gerakan berarti ada keocoran / terjadi kemecetan pada rumah platina.
f)       Pemeriksaan oktan selector adalah dengan cara memutar octan selector 1 kali searah jarum jam. Jadi setiap memutar 1 kali oktan selector akan mengajukan pengapian 5˚
Gambar. 36 Pemeriksaan octan selector.
5)      Pemeriksaan ignation coil
Catatan: ignation coil ada beberapa macam namun prinsip kerjanya sama yaitu:
§  Ignation coil tanpa resistor.
§  Ignation coil dengan resistor, ignation coil dengan resistor ada dua yaitu: internal resistor dan external resistor.
a)      Pemeriksaan primary coil
Pemeriksaan primary coil dengan cara menghubungkan terminal positif ignatin coil dengan terminal negative ignation coil. Tahanan primary coil standard adalah 1,3 – 1,6
Gambar. 37 Pemeriksaan primary coi
Gambar. 38 Hasil pengukuran primary coil.
b)      Pemeriksaa scondary coil
Pemeriksaa scondary coil adalah dengan cara menghubungkan
Terminal positif ignation coil dengan terminal yang ke busi. Tahanan standard adalah 10,7 – 14,5 Ω
Gambar. 38 Pemeriksaan secondary coil.

Gambar. 39 Hasil pemeriksaan secondary coil.
6)      Pemeriksaan celah platina.
a)      Bersihkan platina dari kotoran atau minyak menggunakan udara bertekanan.

Gambar. 40 Membersihkan platina menggunakan udara bertekakan.
b)      Putar nok poros sejajar dengan bilik karet platina. Hingga platina membuka penuh.
Gambar. 41 Memutar poros engkol.
Gambar. 42 Kontak platina membuka penuh.
c)      Dengan menggunakan fuller gauge ukur celah antar ujung platina, dengan cara mengendorkan terlebih dahulu baut pengikat platina.
Gambar. 43 Pengukuran celah platina.
d)     Setelah celah sesuai kencangkan baut pengikat platina.
e)      Periksa posisi rotor pada saat top silinder 1 atau di tandai dengan rotor mengarah ke busi No 2.
Gambar. 44 Rotor menghadap busi No 2.
f)       Pasang kabel busi dengan urutan 1 3 4 2.
b.      Pemeriksaan pada saat mesin hidup
1)      Pemeriksaan dweel agle (CDA).
Pemeriksaan dweel agle dilakukukan dengan cara menghubungkan positif tachometer dengan terminal positif coil dan terminal negative tachometer dengan terminal yang terdapat pada kondensor. Sudut dweel standard adalah 46 – 58˚
Gambar . 45 pemeriksaan dweel agle.
Gambar . 46 hasil pemeriksaan dweel agle.
Catatan:
§  Dweel agle adalah sudut antara platina mulai menutup sampai platina membuka penuh.
§  Pada saat melakukan tune up, periksalah CDAnya karena apabila CDA terlalu besar coil akan panas dan apabila CDA terlalu kecil maka kemagnetan yang timbul pada primary coil akan kecil dan induksi scondary juga akan kecil.
§  Apabila CDA terlalu besar dari standard berarti penyetean celah platina terlalu kecil (rapat).
§  Apabila CDA terlalu kecil dari standard berarti penyetelan celah platinnya terlalu besar.
§  Apabila CDAnya berubah-ubah kemungkinan disebabkan karena nok distributor aus, bantalan poros distributor rusak, atau pegas platina rusak.
2)      Peemerikaan saat pengapian
a)      Tempatkan kabel sensor timing light pada kabel busi No 1.
Gambar. 47 Penempatan sensor timing light pada busi No.1.
b)      Tekan tombol TL pada timing light.
Gambar. 48 Menekan tombol TL pada timing light.
c)      Arahkan pada puli pengukur timing ignation.
Gambar. 49 Mengarahkan timing light pada puli.




d)     Apabila munculnya terlalu awal maka cara mengatasinya dengan cara memutar body distributor searah/berlawanan putaran rotor. Sudut pengapian standard adalah 8˚ sebelum TMA.
Gambar. 50 pengapian terlalau awal.
e)      Apabila pengapian muncul terlalu lambat maka cara mengatasinya dengan cara memutar distributor searah/berlawanan putaran rotor, sudut pengapian standard adalah 8˚ sebelum TMA.
Gambar. 51 pengapian terlambat.
f)       Apabila pengapian kurang tepat maka cara mengatasinya dengan cara terlebih dahulu baut distributor dan kemudian memutarar distributor, setelah pengapian tepat maka langkah terakhir adalah mengencangkan baut distributor tersebut.
Gambar. 52 pengapian tepat.
Catatan:
§  Sebelum pemeriksaan saat pengapian maka kita harus memeriksa apakah posisi octan selector sudah standar, atau belum bila belum lakukan penyetelan.
§  Periksa apakah putaran idle sudah memenuhi syarat atau belum, bila belum lakukan penyetelan.
§  Pada saat pemeriksaan saat  pengapian saringan udara harus terpasang.

sistem pengapian

 SISTEM PENGAPIAN


Motor pembakaran dalam ( internal combustion engine ) menghasilan tenaga dengan jalan membakar cmpuran udara dan bahan bakar di dalam silinder . Pada motor bensin, Loncatan bunga ap pda busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara bahan bakar yang telah dikompresikan oleh tork di dalam silinder. Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi menjadi sangat panas,dan bila bahan bakar disemprotkan ke dala silinder,kan terbakar secara serentak. Karena pada motor bensin proses pembakaran di mulai oleh loncatan api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan.
Sistem pengapian pada auto mobil berfungsi unuk menaikkan tegangan bateraimenjadi 10 KV atau lebih dengan mempergunakan ignition col dan kemudian membagi-bagikan teganagn inggi tersebut ke masing-masing busi melalui distributor dan kabel tegangan tinggi. Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga sistem pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi. Sistem pengapian yang digunakan adalah pengapian listrik, dimana untuk mengahsilkan percikan api digunakan tenaga listrik sebagai pemercik api.

Komponen sistim pengapian
Baterai :
Gambar
(Gambar 1 : Baterai)
Sebagai sumber tenaga listrik

Ignition Switch :
Gambar

(Gambar 2 : Ignition Switch)
Untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik dari baterai ke koil.

Fuse :
Gambar

(Gambar 3 : Fuse)
Sebagai pengaman arus listrik

Ignition Coil / Koil Pengapian
Ignition Coil :
Gambar
(Gambar 4 : Ignition Coil)
Ignition Coil berfungsi untuk merubah arus listrik 12V yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi ( 10 KV atau lebih ) untuk mengahasilkan oncatan bunag api yang kuat pada celah busi.Pada ignition coil , kumparan primer dan sekunder di gulung pada inti besi. Kumparan – kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan yang sanagt tinggi dengan cara induksi elektomagnet.

  •   Kumparan Primer .
– Menciptakan medan magnet
– Penampang kawatnya besar
– Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )
  •   Kumparan Sekunder.
– Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
– Penampang kawat kecil
– Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )
Gambar

(Gambar 6  : Kumparan Primer dan Sekunder)
Ignition coil with resistor
Fungsi resistor :
            Untuk mengurangi penurunan tegangan pada Secundary Coil pada saat putaran mesin tinggi dan untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan primer.

Ada 2 type resistor :
  1. External resistor
  2. Internal resistor
Gambar (Gambar 7 : Resistor)

Resistor
Fungsi resistor :
Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan magnet.
Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk pembentukan medan magnet.

Kontak pemutus ( platina / breaker point )
Gambar

(Gambar 8 : Breaker Point)
Fungsi :
Untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir ke kumparan pimer, agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder.

Kontak pemutus ( platina / breaker point )
Sudut pengapian :
  •  Sudut putar cam distributor saat kontak pemutus mulai membuka 1 sampai kontak pemutus mulai membuka pada tonjolan cam  berikutnya 2
  •  Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B ) sampai mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C )

Sudut dweel ( dweel angle )
Gambar

(Gambar 9 : Sudut Dwell)
Sudut dwell :
Sudut cam distributor pada saat platina mulai menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( B )

Pengaruh sudut dwell :
Sudut dwell besar
  •   Celah platina kecil
  •   Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama
  •   Kemagnetan jenuh
  •   Platina panas
Sudut dwell kecil
  •  Celah platina lebar
  •  Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat
  •  Kemagnetan tidak tercapai maksimum
  •  Tegangan induksi kumparan sekunder kurang

Condensor
Gambar

(Gambar 10 : Condensor)
Fungsi condenser :
Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi

Governor advancer
Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin

Distributor
Cam (nok)

Gambar

(Gambar 11 : Cam Distributor)
Membuka breaker point ( platina ) pada sudut crankshaft ( poros engkol) yang tepat untuk masing-masing silinder

Breaker point

Gambar

(Gambar 12 : Breaker Point)
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan jalan ( cara ) induksi magnet listrik ( electromagnetic sistem ).
Capasitor / Condensor
Menyerap loncatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikkan tegangan coil sekunder.

Centrifugal Governor Advancer
Untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.

Vacuum Advancer

Gambar

(Gambar 13 : Vacuum Advancer)
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin.

Rotor
Gambar

(Gambar 14 : Rotor)
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang diahasilkan oleh ignition coil ke tiap – tiap busi.

Distributor Cap

Gambar

(Gambar 14 : Distributor Cap)
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tingi untuk masing-masing silinder.

Busi  / sprak plug
Arus listrik tegangan tinggi dari distributor menimbulkan bunga apidengan temperature timggi diantara elektroda tenagh dan masa dari busi untuk menyalakan campuran udara bahan bakar yang telah di kompresikan. Meskipun konstruksi dari busi sederhana,tetapi busi tersebut beroperasi pada kondisi yamg sangat berat. Temperatur elektroda busi dapat mencapai kira-kira 200 derajat celcius selama langkah pembakaran,  Tetapi kemudian akan turun drastis pada langakah hisa karena didinginkan olaeh campuran bahan bakar dan udara . Perubahan sanagt cepat dari panas ke dingin tersebut terjadi berulang-ulangkal pada saat dua putaran poros engkol.
Gambar
(Gambar 15 : Spark Plug)


Nilai panas Busi :
Suatu index ( harga ) yang menunjukkan jumlah panas yang dapat dipindahkan oleh busi

Busi panas :
Busi yang relatif sulit untuk membuang  panas yang diterima
Busi dingin :
Busi yang dengan cepat sekali membuang panas

Kondisisi busi
Kondisi Normal :
  •  Isolator berwarna kuning atau coklat muda
  •  Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau abu – abu )

Kondisi Terbakar :
  •  Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel – partikel kecil    mengkilap yang menempel
  •   Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
  •  Campuran terlalu kurus
  •   Knocking
  •   Saat pengapian terlalu awal
  •   Type busi terlalu panas

Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat kotor,  warna coklat oli mesin
Penyebab :
  •  Ring piston aus
  •        Bush penghantar katup / katup aus
  •  Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter ( blow by gass )

Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
  •   Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
  •   Type busi terlalu dingin

Sistem starter
Pada motor starter umumnya dipergunakan elektromagnetik, yang terjadi pada field coil yang dirangkai secara seri dengan armature.

Karakteristik motor starter
  •  Makin besar arus yang dipergunakan motor,  makin besar torsi yang dibangkitkan
  •  Makin cepat berputarnya motor, makin besar gaya elektromotive yang dibangkitkan armature, tetapi semakin kecil arus yang  mengalir.

Motor starter konvensional
Terdiri dari :
  •    Yoke             : untuk menopang pole core.
  •    Pole core       : untuk menopang field dan memperkuat medan magnet.
  •    Field coil       : untuk membangkitkan medan magnet.

 Armature
Fungsi dari armature adalah untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik ( gerak putar ).

Brush holder dan brush negatif
Fungsi :
  •  Sebagai pemegang brush.
  •  Brush negatif untuk meneruskan arus dari armature koil ke massa.

Starter clutch ( overrunning clutch )
Fungsi :
  •  Meneruskan putaran armature ke ring gear flywheel.
  •  Mencegah terjadinya perpindahan putaran dari mesin ke armature

Cara kerja starter clutch ( overrunning clutch )
Pada saat start :
Jika outer race berputar lebih cepat dari inner race, maka roller akan terdorong oleh pegas ke sisi yang sempit, akibatnya inner race ikut berputar.

Setelah mesin hidup :
Jika inner race berputar lebih cepat dari outer race ( karena terbawa oleh putaran fly wheel ), roller akan terbawa ke sisi yang lebih lebar ( melawan pegas ), akibatnya inner race tidak berhubungan dengan outer race.

Magnetic switch
Fungsi :
  •  Mendorong pinion gear agar dapat berhubungan dengan fly wheel dan memungkinkan arus yang besar dari baterai mengalir ke motor stater.

 

 

 

 

SISTEM PENGAPIAN

Sistem pengapian pada mesin bensin berfungsi mcmbakar campuran udara dan bensin di ruang bakar pada akhir langkah kompresi, sehingga dihasiikan daya mekanik akibat pembakaran tersebut



memperlihatkan konstruksi sistem pengapian yang menggunakan batere sebagai sumber listriknya, disebut sebagai sistem pengapian batere

1. Komponen komponen sistem pengapian

a. Batere
Batere sebagai penyedia arus listrik tegangan rendah (l2 V) untuk coil.



b. Kunci kontak
Pada sistem pengapian, kunci kontak berfungsi menghubungkan memutuskan aliran listrik dari batere ke ignition coil.



c. Ignition coil
Ignition coil berfungsi menaikkan tegangan listrik yang diterima dari  batere menjadi tegamgan tinggi (10,000 — 20.000 volt) yang diperlukan untuk pengapian. Untuk mempertinggi tegangan listrik tersebut pada ignition coil terdapat dua kumparan, yaitu:





1) Kumparan primer (primary coil)
Kumpamn primer berfungsi menimbulkan medan magnet pada signition coil, sehingga menghasilkan induksi pada kumparan kumparannya. Ciri dari kumparan primer ini adalah yang penampangnya besar tetapi gulungannya sedikit (150 - 300 lilitan) dan berada di sebelah luar kumparan sekunder.





2) Kumparan sekunder (secondary coil)
Kumparan sekunder berfungsi menginduksi tegangan menjadi lebih tinggi yang selanjumya dialirkan ke busi untuk menimbulkan pecikan api. Ciri dari kumparan ini mempunyai penampang kecil dengan lilitan yang sangat banyak (15.000 — 30.000 lilitan) dan berada disebelah dalam lilitan primer.





Kedua kumparan tersebut melilit pada inti besi (core) yang terbuat dari baja silikon tipis yang digulung ketat. Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) antara lapisan kumparan yang berdekatan disekat dengan kertas yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi. Salah satu ujung kumparan primer dihubungkan dengan termnal negatif primer, sedangkan ujung yang lainnya dihubungkan dengan
terminal positif primer.



Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara serupa, di mana salah satunya dihubungkan dengan kumparan primer lewat (pada) terminal positif primer, sedang ujung yang lain dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi melalui sebuah pegas.



d. Distributor
Secara umum distributor berfungsi membagi-bagikan arus yang  bertegangan tinggi dari ignition coil ke busi - busi yang terdapat pada setiap silinder.



Secara khusus fungsi distributor dapat dibagi menjadi
4 bagian, yaitu bagian pemutus arus, bagian distributor, governot advancer, dan vacum advancer


1) Bagian pemutus arus

Terdiri atas breaker point (contact point) nok (camlobe)  dan kondensor.

- Breaker point, berfungsi memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil.





- Nok (comlobe), berfungsi mengungkit breaker point agar dapat
memutus dan menghubungkan arus listrik pada kumparan primer
coil. Konstruksi breaker poin dan nok (camlobe) ditunjukan
pada




- Kondensor


berfungsi menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada breaker point.




Terbakamya kondensor sering juga terjadi karcna kondensor yang dipakai tidak sesuai dengan kapasitasnya atau kapasitasnya normal.



Kapasitas kondensor diukur dalam mikro farad

2) Bagian distributor

Bagian distributor berfungsi membagi-bagikan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder pada  ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder. Bagian ini terdiri atas tutup distributor dan rotor.



3) Bagian governor advancer
Bagian ini berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin.


 mcmperlihatkan keadaan

(a) governor advancer sebelum bekerja dan (b) saat bekerja.



4) Bagian vacum advancer
Bagian ini berfungsi memundurkan atau memajukan saat pengapian ketika beban mesin bertambah atau berkurang. Vacum advancer terdiri atas breaker plate dan vacum advancer, yang bckerjaa tas dasar kevakuman yang terjadi dalam intake manifold. Perhatikan keadaan vacum advancer sebelum bekerja dan saat bekerja pada




5) Busi (spark plug)
Busi berfungsi menghasilkan bunga api listrik antara kedua
elektrodanya untuk membakar campuran gas pada ruang bakar. Percikan bunga api ini diperoleh dari tegangan tinggi yang dihasilkan igntion coil.
Antara elektroda tengah dan sisi diberi renggang (gap) sebesar

0,6 - 0,8 mm. Pada celah inilah terjadinya loncatan api listrik
busi. Bagian elektroda elektroda busi ini akan segera menjadi kotor oleh gas-gas sisa pembakaran, oleh karena itu, bagian ini harus dibersihkan pada selang waktu tertentu. Bagian bagian busi selengkapnya ditunjukkan pada